Perusahaan yang memberikan jangka waktu kredit yang panjang cenderung memiliki jumlah piutang usaha yang relatif tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memberikan jangka waktu kredit yang pendek. Namun, dalam kedua situasi di atas, adalah penting untuk menagih piutang secepat mungkin.
Kas yang diperoleh dari penagihan piutang akan meningkatkan solvensi dan mengurangi risiko kerugian dari piutang tak tertagih. Dua ukuran yang sangat berguna untuk mengevaluasi efisiensi penagihan piutang adalah (1) perputaran piutang usaha, dan (2) jumlah hari penjualan dalam piutang.
Perputaran piutang usaha (accounts receivable turnover) mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Sebagai contoh, dengan ketentuan kredit 2/10, n/30, piutang usaha harus berputar sedikit di atas 12 kali dalam setahun. Perputaran piutang usaha dihitung sebagai berikut :
Perputaran piutang usaha = Penjualan kredit bersih / Piutang usaha rata-rata
Piutang usaha rata-rata dapat ditentukan dengan menggunakan data-data bulanan atau dengan menambahkan saldo piutang usaha awal tahun dan akhir tahun serta kemudian dibagi dengan dua.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa PT. Farah Elektro memiliki penjualan kredit bersih sebesar Rp 360.000.000,- dan saldo piutang usaha awal tahun dan akhir tahun masing-masing adalah Rp 10.800.000,- dan Rp 12.200.000,-. Perputaran piutang usaha untuk PT. Farah Elektro adalah sebagai berikut :
Perputaran piutang usaha = Penjualan kredit bersih / Piutang usaha rata-rata
Perputaran piutang usaha = Rp 360.000.000 / (Rp 10.800.000 + Rp 12.200.000) = 31,3
Jumlah hari penjualan dalam piutang (number of days receivables) merupakan estimasi lamanya piutang usaha beredar. Dengan ketentuan kredit 2/10, n/30, jumlah hari penjualan dalam piutang harus lebih rendah dari 30 hari. Hal ini dihitung sebagai berikut :
Jumlah hari penjualan dalam piutang = Piutang usaha, akhir tahun / Penjualan kredit rata-rata harian
Penjualan kredit rata-rata harian ditentukan dengan membagi penjualan kredit bersih dengan 365 hari. Sebagai contoh, dengan menggunakan data-data sebelumnya milik PT. Farah Elektro, jumlah hari penjualan dalam piutang adalah 12,4 seperti diperlihatkan berikut ini :
Jumlah hari penjualan dalam piutang = Piutang usaha, akhir tahun / Penjualan kredit rata-rata harian
Jumlah hari penjualan dalam piutang = Rp 12.200.000 / (Rp 360.000.000 / 365 hari) = 12,4
Agar ukuran-ukuran di atas memiliki arti, ukuran-ukuran tersebut harus dibandingkan dengan ukuran dari periode sebelumnya dan dengan industri secara umum. Peningkatan efisiensi penagihan piutang usaha terjadi jika perputaran piutang usaha meningkat dan jumlah hari penjualan dalam piutang menurun. Semoga bermanfaat.
Leave a Reply